Cari Blog Ini

Laman

Jumat, 23 April 2010

SENI SANDUR

Arti sandur
Sandur menurut bahasa kita sehari-hari adalah bertani. Sandur ini pada zaman sekarang adalah hiburan rakyat yang bersifat humor dan lucu juga menceritakan bagai mana susahya hidup pada jaman dahulu , tetapi banyak generasi muda kita yang tidak tahu bahkan lupa pada seni kebudayaan yang kita miliki sendiri.Seni sandur namanya mulai menghilang karena kemajuan teknologi seperti radio dan televise karena orang lebih suka mendengarkan radio atau menonton televisi
Ciri-ciri
Seni sandur dalam memainkanya memiliki ciri-ciri 4-5 meter tanah yang diberi pembatas yang berbentuk persegi ,dimana 4 (empat) sisinya di isi oleh tokoh-tokoh yang bernama waktangsil,balong ,germo/dukun,pethak dan bagian tengahya di isi pengiring lagu yang bertugas menyanyikan lagu tsb alat musik sandur yang palin penting adalah gendang dan bumbong dimana bumbong ini terbuat dari bambu yang besar dan diberi lubang di bagian tertentu dan di isi air didalamya, cara memainkanya dengan cara di tiup dan menghasilkan bunyi bum..
Cerita sandur
Dalam seni sandur ini sebenarya menceritakan tentang kehidupan seseorang yang bernama pethak pada zaman dahulu. Ia miskin dan tidak mempunyai orang tua tetapi ingin mempuyai tanah sendiri .Suatu hari ia ingin mempuyai pekerjaan orang zaman dahulu pada waktu melakukan pekerjaan selalu membaca doa dalam bahasa jawa “sumeleyah ayo budhal ngolek ngengeran”yang artinya bismilah mari berangkat mencari pekerjaan “
Pethak mencari pekerjaan ke salah satu seseorang yang bernama germo (dukun).pethak pun bertanya apakah ada pekerjaan untuk saya germo pun menjawap ada yaitu mencabut greng (sekelompok bambu), sampai akar-akarya.
pethak “itu terlalu berat untuk ku”lalu meningalkanya dan mencari orang lain,kemudian bertemu dengan orang yang bernama waktangsel ,pethak pun ditawarkanya untuk megangkat cikar dan sapinya pethak agi-lagi tidak mampu untuk melakukan pekerjaan yang di tawarkan kepadanya.kemudian ia berlari dan menangis bertemulah pethak dengan balong yang kemudian menawari pethak pekerjaan balong berkata”aku golekno alas seng lemu”yang artinya "saya carika hutan yang lebat”.mencari hutan yang lebat maksudya membuka hutan / menebang hutan untuk dibuat sawah karena pada zaman dahulu jawa masih dikelilingi hutan dan semak-semak yang lebat dan terkenal dengan hal-hal mistis.tetapi petak menjawat saya tidak punya cangkul dan sabit,ia pun menemui germo dan waktangsel tetapi hanyawaktangsel yang mempunyai cangkul dan sabit tersebut.disuruhya pethak oleh waktangsel untuk babat/memotong semak-semak atau pepohonan kecil dan obong-obong /bakar-bakar .
Pertama-tama ia melakukan pekerjaanya yaitu memotong semak-semak.orang jawa dulu selalu mengawali dengan doa-doa tertentu pethak pun berdoa “neat enson tratas-tratas pethak balong mbabat alas tuwo, setan ora doyan gendruwo ora nyuwowo, demit ora njiwet, bis kolas kalis anae wak tangsel podo mendelis” yang artinya saya niat menerjang , pethak balong babat hutan tua setan tidak mau makan,gendruwo (sejenis hantu ) tidak nyuwowo ,demit tidak nyubit , bis kolas kalis (doa tertentu yang tidak mempunyai arti ) anakya waktangsel pada mendelis.
Melakukan pekerjaan keduanya pethak tidak begitu mudah untuk melakukan pekerjaanya itu.yaitu membakar sisa-sisa potongan semak-semak tersebut tetapi tiba-tiba balong lari karena melihat begejil (sejenis setan) yang banyak kemudian ia lari untuk menemui balong dan disuruhya membawa menyan,pisang dan kudu dan sampai sekarang masih digunakan didaerah daerah di desa sukorejo.mungkin bahkan juga masih digunakan di daerah daerah lain biasanya orang menyebutya (pojoan) atau yang ditaruh di pinggir sawah pada waktu akan mengarap sawah

Cerita yang saya tulis hanya sampai dengan membakar sisa-sisa semak yang telah di bersihkan,masih ada pengarapan,pemanenan sawah yang juga memiliki doa tersendiri dan cerita yang belum pernah kita ketahui.saya masih mencari informasi tentang sandur lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar